tak dinyana orang2 yang paling religius pun ternyata memanglah manusia biasa.mereka bukanlah Tuhan, bukanlah Manusia Sempurna ala F.Nietzsche...
di tempat ini aku temukan fakta bahwa bahkan orang2 yang paling religius, rohani, dan menurut mereka mereka sudah mencapai kepenhan hidup dan kebebasabbya, ternyata tetaplah manusia fana yang naif, munafik bahkan menyebalkan..
di awal, mereka seolah menaruh respek dan mengatasnamakan kasih, namun setelah dalam proses, manusia-manusia yang mulia dan dipanggil oleh Allah sebagai HambaNya ini toh ternyata tetap saling sikut , berusaha menonjolkan diri, tanpa adanya penguasaan diri yang mereka agungkan sebagai perlengkapan senjata rohani itu. Mereka menendang kawan yang lemah, menyikut pesaing yang tidak siap, melengserkan yang tak mampu bertahan, meeka seolah tak peduli drngan hakikat hidup mereka, meskipun aku tahu bahwa mereka sendiri tak menyadari bahwa itu trelah terjadi dan bahkan akan terus menjadi-jadi..
untunglah, aku bukanlah orang yang berhaluan kanan, pikiranku selalu menentang hegemoni, kemapanan pola pikir, berusaha menerobos pengekangan, menghancurkan belenggu2 menuju kebebasan...
karena itu aku akan membuat mereka terpana di akhir nanti, membuat mereka sadar apa yang telah mereka lakukan, membuat mereka merasa tolol karena mencoba menyingkirkan kaum2 marginal.
akan kubuat mereka bertekuk lutut dihadapanNya, dan memohon ampun atas kenaifan dan kesombongan mereka, tentu saja dengan cara-Nya...
bukannya aku naif dan malah aku yang menjadi sombing, kawan, tapi dimanapun kita berada di dunia ini, tak ada orang yang benar2 mencapai kesempurnaan sebelum dunia ini berakhir dan dihancurkan oleh Sang Pencipta...
A major new article on the Distigmai in Codex Vaticanus
-
Just in time for Christmas:
Nehemia Gordon, Patrick Andrist, Oliver Hahn, Pavlos D. Vasileiadis, Nelson
Calvillo, and
Ira Rabin, ‘Did the Original Scri...
4 days ago