Friday, January 22, 2010

sekedar tulisan pendek: komunitas resistensi.



Baru-baru ini aku membaca sebuah buku karya Richard Horsley: Jesus and Empire, yang merupakan kelanjutan bacaan dari bukunya yang terdahulu Paul and Empire, serta REligion and Empire. Karya yang mutakhir, dan kritis terhadap keadaan global dunia masa kini yang dikuasai oleh Imperium Kapitalis Amerika Serikat. Memberikan sebuah alternatif masyarakat yang berpegang pada prinsip Yesus dari Nazaret, yaitu komunitas kerajaan Allah, komunitas Ekklesia, komunitas yang mendasarkan diri kepada prinsip kasih, egaliterian, non-individualistik, yang teosentrika, serta gagasan akan hadirnya keadilan dan pengampunan. Idea dan gagasan petani dari Galilea yang hidup dalam era Yudaisme Abad Pertama. Ketika Israel, umat plihan Allah dijajah dan ditindas oleh Imperium Roma, Lelaki bersandal yang dianggap tak berarti oleh kawan dan kerabat-Nya sendiri. Yesus memberikan gagasan akan sebuah komunitas yang memberikan resistensi terhadap Imperium Roma yang bekuasa saat itu, komunitas alternatif yang subversif, namun tidak berjuang melalui jalur kekerasan, tapi malah nir-kekerasan! Dan ini dibuktikan melalui kematian-Nya di kayu Salib, membuktikan prinsip anti- kekerasan yang diberikan-Nya! Tidakkah pesan dan amanat Yesus sungguh lebih besar daripada gagasan kaum Sosialis-Marxist, atau pun gagasan-gagasan demokratik yang utopis itu!


Akhir-akhir ini aku menyadari, aku hidup dalam komunitas itu. Mastaku adalah bagian tersendiri di dalam komunitas itu, keluarga ekklesia yang memprinsipkan diri dalam relasi saling mengasihi. Tak egositik, selaiknya dunia di sekitar mereka. Tak antroposentrik, bagaikan dunia yang hidup semaunya sendiri. Aku menulis sekedar tulisan pendek ini. Untuk menyemangati sahabat-sahabat dan keluarga ku di tempat ini. Dalam menyambut semester baru, dan tantangan yang silih berganti menerpa diri, tak pernah kita perlu takut dalam menghadapinya. Karena kita punya komunitas! Komunitas Kerajaan Allah yang saling mendukung dan memelihara kasih Ilahi yang sejati! Komunitas yang memberikan kedamaian dan keamanan yang sejati, dan tidak semu! Karena damai dan keamanannya berasal dari Allah sendiri.

Semoga dalam semester baru ini, komunitas resistensi itu semakin terlihat, dalam koreksi yang berdasarkan pengampunan dan perhatian, dalam kritik dan penghiburan yang terlintas satu dengan yang lain. Membangun jati diri setiap anggota, menjadi semakin serupa dengan KRistus yang dibangkitkan, membangun sebuah komunitas, yang berlandaskan pengharapan akan kerajaan Allah yang akan mengalami kepenuhannya ketika parousia terjadi..


Wahai kawan, selamat menyambut semester genap!

Laieus Deus!