Hari Natal telah berlalu, HAri keajaiban bagi dunia ini.
Namun, ditengah hingar bingatnyasuasana perayaan umat Kristiani, perlu ada yang bertanya apakah Natal sudah mencapai esensi dari makna yang sebenarnya? Entah apakah makna dan esensi Natal yang sebenarnya itupu kita juga harus menggalinya dengan dalam-dalam dan memohon tuntunan Roh Kudus.
Natal adalah kedatangan atau kelahiran Yesus Kristus sang Penebus kedunia ini. Natal adalah awal dari karya dan mujizat terbesar dari rencana Allah Bapa bagi dunia yang terpuruk dalam kegelapan dan dosa ini. Kelahiran Yesus adalah sukacita bagi dunia, karena Raja bagi jaminan hidup kekal nan abadi di sorga nanti telah datang dan jawaban dari segala permasalahan dan keterpurukan dunia sebenarnya telah ada dengan datangnya Allah Putra kedalam dunia ini. KeKristenan benar-benar adalah jawaban bagi segala hal yang perlu untuk dijawab. nah, kini yg perlu kita permasalahkan lagi, mengapa dengan kedatanganNya dunia ini masih seperti ini??
ada beberapa jawaban yg bisa menjadi solusi pertanyaan ini, yaitu:
1.Mungkin Yesus bukan penebus atau bukan jawaban?
2.Penolakan terhadap YEsus sebagai jawaban oleh dunia ini?
3.Umat Kristen sebagai penerus atau tangan Ilahi di dunia ini namnaknua menyeleweng dari tugasnya?
Nampaknya yg paling pasti dan mungkin untuk dibahas adalah jawaban nomer 2 dan 3, karena apabila jawaban yang nomer 1 kita setujui bersama, maka tak akan ada yang namanya kepastian keselamatan dan Kekristenan akan segera bubar dan hancur.dan disini saya akan membahas jawaban nomer 3 karena yg no 2 nampaknya memang sudah banyak yg akan membahasnya..
Mengapa Dunia masih seperti ini? mungkin karena makna Natal masa kini mulai menjauh dari esensi makna sesungguhanya yang muncul pada awal2 dirayakannya natal pada 25 desember. Perayaan kelahiran Yesus yang dipakai untuk menggantikan penyembahan kepada Dewa Matahahari kini mulai hilang dari semangat aslinya. semangat untuk menghilangkan dunia dari ketidak tahuan akan dosa, dan maut yang mengancam..
Kebanyakan Orang Kristen hanya berhura2 dalam perayaaan natal, mereka tak perdulikan lagi kemiskinan, mereka tak perdulikan kesenjangan sosial. dan mereka menolak orang2 yang membutuhkan Yesus hanya karena alasan penampilan, harta dsb. Mungkin itulah yang membikin Kekristenan hambar dan tanpa makna karena hidup yangsudah diberi oleh Allah ini tidak dibagikan untuk orang lain juga....
Mungkin, semuanya masih analisis saja,,
yang kita lakukan adalah adanya introspeksi diri dan pemahaman agar natal bisa mencapai puncak dari esensi maknanya..
Tunggu posting selanjutnya..
A major new article on the Distigmai in Codex Vaticanus
-
Just in time for Christmas:
Nehemia Gordon, Patrick Andrist, Oliver Hahn, Pavlos D. Vasileiadis, Nelson
Calvillo, and
Ira Rabin, ‘Did the Original Scri...
4 days ago
No comments:
Post a Comment